Cerita Para Mahasiswa Hohahe - Niswa Djupri

Breaking

Jumat, 24 Desember 2010

Cerita Para Mahasiswa Hohahe


Cerita Para Mahasiswa Hohahe







Suara kertas jawaban para mahasiswa yang sekedar dibolak-balik tengah memecah kesunyian kelas yang memang hening dan penuh ketegangan. Alarm handphone yang diletakkan di atas meja dosen itu seperti bom yang akan meledak begitu saja. Waktu terus berjalan, dan semakin mendekati batas akhir ujian tengah semester mata kuliah Data Warehouse.


Jantung para mahasiswa semakin berdetak kencang, terus dan semakin kencang. Kertas buram yang dipakainya untuk menghitung soal K-Means Clustering dan Eucludien Distance itu menjadi saksi bisu atas keputusasaan mereka dan sudah basah oleh keringat mahasiswa yang hampir putus harapan.


Sementara, ibu dosen cantik yang ada di depan sana tengah duduk santai memainkan laptopnya. Sesekali melihat ke para mahasiswanya dengan perasaan kecewa. Mungkin dia tau kalau tidak banyak mahasiswanya yang bisa menjawab soal ujian darinya. Padahal dari relung hatinya yang terdalam, ada banyak galau ketika dia berpikir tentang para mahasiswanya. Begitu banyak keinginan dari hatinya, di antaranya adalah bisa melihat para mahasiswanya semangat belajar dan bisa mengerti tentang apa yang dia sampaikan.


“Waktu kurang 15 menit lagi.” Ibu dosen itu mengucapkan dengan lantang.


Terdengar suara-suara riuh dari segerombolan mahasiswa yang duduk di belakang.


“Busheeeeeet daaaaah, cepet amat yak..?” kata mahasiswa berkulit putih yang duduk di deretan nomor 2 dari depan.




“Eh, pasrah aja yuuuk..!” Ajak mahasiswi yang rambutnya sering diikat itu.


Suasana semakin tegang. Gumam-gumam mahasiswa semakin terdengar.




“Yang sudah, silahkan dikumpulkan!” Kata dosen cantik itu lagi sambil membereskan peralatan yang ada di mejannya.


Hampir tidak ada mahasiswa yang menghiraukannya. Mereka sibuk dengan apa yang mereka kerjakan. 2 soal saja terasa membuat kepala mereka mau pecah. Apalagi ada juga mahasiswa yang menghitung dengan cara manual. Tidak bisa dibayangkan betapa nyut-nyutnya kepala mereka.


Dan akhirnya, Alarm handphone itu berbunyi.


***


Facebook




Status:


hhemmm...UTS dah lese...


yg pling berkesan UTS DW...


ckckckckckckc.






Komentar: 


- hahahahahaaaa...."SETUJU BANGET" 

upset emotikon




- setujaaaaaaaaaaaaa..........


- hmmm, berkesan, kesannya gimana ? ayo coba .. jangan setuju2x aja.. monggo, di tunggu aspirasinya.


- ini yang paling bikin DEG2an.... ini yang paling SEPI..


- diNgin..... LEher peGeL?? (-'_'-)


- iya,, sampe brkedip dan bernapppasss aja susah..,, (-,-)'


- mnguras otak en kringat... untungny ga nguras wc, heheee...


- hahahahaaaa..........


- hadeeeeh... (-,-)'




Hari itu hadir lagi, saatnya kembali bertemu dengan ibu dosen cantik itu kembali. Kejadian satu minggu lalu masih melekat di pikiran para mahasiswa di kelas itu. Semua terdiam seakan tidak ada yang ingin membahas itu lagi. Entah berapa nilai yang akan mereka peroleh dari UTS Data Warehouse.




Kali ini, dosen itu memasuki ruangan dengan senyum sumringah di bibirnya.


Telat 11 menit. Waktu itu cukup lama bagi mahasiswa yang benar-benar serius kuliah dengan datang 15 menit sebelum jam kuliah dimulai.




“Maaf saya telat.” Kata dosen itu sambil meletakkan peralatannya di meja dosen.


“Untuk materi selanjutnya, kalian sudah download di e-learning?”


Tidak ada mahasiswa yang berani menjawab dengan tegas. Semua seperti terhipnotis oleh ketegangannya sendiri.


“Sudah, tapi belum saya baca.” Jawab salah satu mahasiswi yang duduk paling depan.


“Saya minta maaf karena belum bisa membagikan hasil UTS. Bisa memperkirakan tidak, kalian mendapat nilai berapa? Untuk soal hitungan K-means clustering nilai maksimal 40 dan soal studi komparasi antara single linkage, average linkage, dan complete linkage nilai maksimal 60.”


“Pasti dapat 40 dah saya ini.” Gumam mahasiswa dengan rambut selalu terikat.


“Berapa? 40? Kenapa? Apa yang bisa dijawab hanya soal hitungan?” Tanya dosen itu dengan dahi mengernyit.


“Iya.”




“Itu kalo bener hitungannya. Iya kan?”


Beberapa mahasiswa sedikit tersenyum, walau tau nilainya tidak akan bisa bagus.




“Ya sudah, kita lihat saja pertemuan selanjutnya. Sekarang kita mulai dengan materi yang baru.”


Tanpa banyak bicara lagi, dosen itu langsung membuka slide materi selanjutnya, Teknik Data Warehouse.


Di slide itu menggambarkan tentang sebuah bagan yang tidak dimengerti sama sekali oleh mahasiswa yang ada di kelas itu. Bagan pengidentifikasian keperluan, bagan pengambilan, transformasi dan penyimpanan data, bagan pemilihan tools, bagan arsitektur data warehouse, bagan phisycal design, dan bagan kebijakan operasional. Semua dijelaskan satu persatu oleh dosen, bahkan tidak ada satupun yang terlewatkan.




“Ada yang ingin ditanyakan?”


Semua mahasiswa terdiam. Sesekali meraka juga tertunduk.




Suasa hening sesaat.


Lagi-lagi dengan perasaan galau, ibu dosen itu menatap semua mahasiswanya.


“Saya tau, kalian tidak bertanya karena kalian tidak mengerti sama sekali dengan materi yang saya sampaikan.”


Dosen itu menghela nafas sejenak. “Sebenarnya saya juga bingung bagaimana menjelaskan kepada kalian agar kalian bisa mengerti tentang apa yang yang saya sampaikan.”




---------------------------------


STMIK STIKOM BALI - BALI


24 Desember 2010


Niswa Djupri