Memang aku bukan sesiapa
Aku hanya gadis kecil,
Belum mengenal hitam putih dunia ini
Ijinkan jari kecilku mengisi ruang hampa di sela jari-jari indahmu
Aku hanya ingin kau tau,
bahwa aku selalu ada untukmu
Meski aku hanya mampu bisu
Lidahku memang tajam
Mungkin hatimu teriris karenanya
Aku memang jauh dari sempurna
Segala resah dalam hatimu
Ada warna semu
dan ternyata kau memang tersedu.
Hangat nuansa kehidupan
Ingin aku ciptakan untukmu
Basahi pundakku dengan airmatamu jika kau mau,
Agar setelah itu,
ada lagi kulihat tawa di bibir indahmu
Dapat kurasa meski kau mencoba bisu
Seiring airmatamu itu
Ada harap yang tersirat dari segala resahku.
Namun, aku selalu berusaha untuk memperindah liriknya.
Agar semua semakin indah
Kau tak tau betapa kesedihan selalu nampak di wajahmu
Meski kau berusaha melapisinya dengan seribu topeng
Terkadang itu selalu menggelitik jiwaku
Sekaligus mimpi burukku
Embun semakin lincah di dataran pagi
Dia yang mengajarkan aku makna sebuah kesejatian
Dia hanya mau mengajarkan makna kesejatian pada orang yang mau peduli.
Dan aku, peduli...
Sangat peduli,,
Segala cara telah aku coba,
Untuk membuat kau menjadi lebih hebat dengan senyummu.
Dan aku tak akan berhenti sampai di sini..
Sampai kesedihan tak akan hadir kembali..
Ketahui dan ingatlah,
Janji ini terlantun sampai mentari tak akan biaskan warnanya lagi..
8:55 Wita
Denpasar, 4 Januari 2011
Niswa Ma’rifah Djupri