Sahabat, aku sadar kalau aku gila. Dan gilaku naik turun. Aku tak tau apa sebabnya. Yang jelas, ada sesuatu hal yang mampu membuat lidah ini beku setiap akan berucap tentang kegilaanku. Mumpung saat ini gilaku sedang turun, maka aku menulis sesuatu yang mendekati normal. Namun tetap saja, yang namanya gila ya tidak normal.
OK, lanjut.
Aku terbiasa dengan sebuah kesendirian, aku tidak takut ketika orang lain meninggalkan aku. Sekali lagi, aku memang biasa sendiri. Dan aku nikmat dengan itu. Meski terkadang aku sibuk sendiri mencari seorang teman ketika aku benar-benar ketakutan. Bukan… Bukan karena aku takut sendiri, tapi aku takut kehilangan kalian yang yang biasanya dengan rela mengirim kata-kata indah melalui SMS kepadaku. Puisi, pantun, sajak yang berisi betapa berartinya sahabat dalam diri kalian. Ya, kalian menganggap aku sahabat.
Tak hanya itu, kalian biasa dengan rela menelponku meski tak ada tujuan penting, hanya sekedar ingin tau apa kabarku saat itu. Sapaan di Yahoo messenger dan Facebook yang tak pernah aku balas. Terkadang aku tidak sadar, bahwa itu pertanda kalian peduli denganku. Kalian sudah menganggap wanita gila ini sahabat kalian. Oooh, sepertinya itu mimpi buruk untuk kalian.
Kata orang-orang bijak yang ada di sana, betapa agungnya persahabatan, betapa mulianya persahabatan, dan betapa sucinya kalian yang dengan ikhlas menganggapku sahabat kalian, walaupun kalian tau, aku ini wanita gila.
Peduli itu, perhatian itu, rasa kesal itu, dan sayang itu bisa lebih dari apapun.
Aku tepuk tangan,
“Prok prok prok prok,” begitu bunyi tepuk tanganku.
Tepuk tangan itu karena aku tersanjung terhadap kalian. Aku benar-benar merasa dihargai. Tidak seperti aku yang biasa tak peduli terhadap kalian. SMS kalian pun sering tak kubalas. Telpon pun sering tak aku angkat. Dan pesanmu di Yahoo Messenger dan Facebook pun tidak aku balas. Yaaaach, itulah bukti bahwa aku hampir tidak peduli terhadap kalian. Kalian tau, itu karena gilaku yang sedang naik.
Haaaaaaaaa… Tapi aku bersyukur, walau begitu kalian tetap ada untukku. Untuk setia kepada wanita gila yang gilanya suka naik turun.
Kalian telah mengajakku berlari mengejar hidup yang lebih berarti. Aku tak mau kehilangan kalian. Melalui banyak puisi, dan sajak-sajak indah, aku menulis ini untuk kalian. Deretan kalimat ini yang bisa aku beri, agar kalian tidak melupakan aku yang sebenarnya sangat tak berarti.
Tak akan pernah habis airmata ini jika kalian tiada. Mungkin sudah tidak akan ada lagi orang yang tersenyum di status-status Facebookku, tak ada lagi yang ngeBUZZ Yahoo messengerku, tak akan ada lagi sapaan pagi hari di inbox SMSku, tak akan ada lagi puisi-puisi untukku. Yang jelas, aku selalu lupa untuk memberi ucapan-ucapan indah balik ke kalian.
Sahabat itu kalian. Kalian itu sahabat. Bapak, ibu, kakak, adik, yaaaah pokoknya kalian semua itu sahabatku. Kalian adalah anugerah dalam hidupku.
Sudah ya, gilaku sudah mau naik lagi nich.!!!
Terima kasih telah menjadi orang yang normal di dalam dunia gilaku yang naik turun.
Denpasar, 20 Februari 2011
Niswa Ma’rifah Djupri
Senin, 21 Februari 2011
New