Ini adalah kisah saya sewaktu masih duduk di bangku SMP. Sepulang sekolah, saya diminta bapak untuk mengupas papaya dan memotongnya sampai siap makan. Namun bapak meminta saya agar tidak mengupas semuanya, setengahnya saja. Dengan segera saya memotong papaya menjadi 2 bagian. Saya memotongnya di bagian tengah yang memisahkan antara bagian ujung dan bagian pangkal, karena saya pikir bagian ujung yang lebih manis, maka saya mengupas pepaya bagian ujung.
Bapak memperhatikan apa yang saya lakukan. Bapak tersenyum kemudian berkata, “Nduk, kamu harus merasakan apa yang tidak manis dulu, agar kamu bisa merasakan hal manis di kemudian hari.”
Bapak menghampiri saya, kemudian memasukkan papaya bagian ujung itu ke kulkas dan mengambil papaya bagian pangkal, lalu mengupasnya. Sambil mengupas, bapak berkata, “Belajarlah merasakan apa yang tidak manis. Begitu juga apapun dalam kehidupan ini. Karena hidup terus berputar bagai roda.”
Denpasar, 5 Juli 2011
14.05 wita
Niswa Ma’rifah Djupri
