Milad 23
19 Oktober 1989 – 19 Oktober 2012
23, aku sandarkan usia ini kepadaNya. Rasa syukur yang tercurah tiada terkira atas segala karunia yang sempat aku ucapkan lebih dari biasanya di sepertiga malam tadi.
23, apakah dewasaku telah matang? Atau usiaku telah panjang? Apa arti sepasang lilin yang seakan mengabulkan segala doa yang ditiup dengan penuh kegembiraan?
23 ini, ini adalah sebuah bom waktu, dan waktu sendirilah yang menjadi penghitung kapan bom itu akan meledak.
Tadi, kemarin, kemarinnya lagi, kemarinnya lagi, kemarinnya lagi, kemarinnya lagi, sampaaaaaaaai kemarin dari kemarin-kemarinnya lagi, aku bersyukur, meski tak tau bagaimana bersyukur dengan sempurna. Hanya berharap, cukup di sinilah masa berpikir kanak-kanak itu.
Bertahun-tahun melangkah hingga aku merasa seperti sang pembunuh yang telah membunuh masa-masaku yang lalu. Apakah ini patut untuk dirayakan, sedangkan yang lalu tak hanya bahagia, sedih pun juga. Karena mungkin saja kaki ini akan melangkah pada sebuah penghianatan yang tertuju padaku. Namun aku tak boleh takut, karena masih ada segumpal darah yang bernama hati. Meski hati ini pula yang menyimpan air mata yang mungkin kapan saja bisa bercucuran melalui mataku, tapi hati ini pula yang akan menuntun kemana kaki ini pergi, dan suaranya tak akan membohongiku.
Nanti akan aku temui warna putih dan hitam ataupun siang dan malam, aku akan mengenalnya lebih jauh, agar dunia ini menjadi sempurna. Sampai akhirnya nanti aku akan terbang bersama waktu untuk menuju bilik putih pada sebuah arti kehakikian, aku berharap bintang yang aku petik selama perjalanan itu tetap menemani sampai suatu saat nanti.
Happy Milad Niswa..