Apa yang ingin aku katakan tentang cinta adalah tentang bagaimana
cinta itu yang terus bangkit, membara, tak kalah dengan degupan jantung
yang terus terderang.
Cinta bukan yang pada akhirnya bermusuhan,
cinta bukan pula yang pada akhirnya tak saling tegur sapa, dan bukan
pula cinta jika tak saling mengumbar tawa dan senyuman.
Wahai
jiwa yang tenang, yang mampu menerangkan sang rembulan seketika meredup.
Yang mengusir awan kelam pada langit yang membiru. Percayakanlah
cintamu pada keteguhan, kepada keyakinan
bahwa kebahagiaan menanti di sana yang saat nanti kita bisa tertawa
lagi di atas awan yang tadinya kelam berubah kian memutih.
Cinta itu adalah kita. Yang terus bekejaran di pikiran yang sama, di
hati yang sama. Yang menginspirasi sang penyair berkarya dalam dunia
munajah puitisnya. Yang menciptakan mimpi-mimpi teramat sangat tinggi.
Dan cinta adalah kamu, yang terdiam dalam cawan-cawan suci, di antara
aroma dupa, genta-genta yang berkelinting atau mungkin yang melekat erat
di atas lantai penuh sujud dan juga diantara dua bibir yang terus
berdzikir.
Niswa M. Djupri
12 Mei 2015
00.13 Wita