Hendaklah
bagi yang belum mampu menjadi seorang pakar agar selalu belajar. Bagi yag belum
sempat belajar, hendaklah menjadi pendengar yang baik. Jika tidak sempat juga,
maka jadilah orang yang mencintai ilmu dan orang-orang yang berilmu.
Gaya Belajar - Niswa Djupri - www.nis-wa.com |
Hal yang paling dibutuhkan dari seorang
penuntut ilmu adalah membetulkan niat, berusaha untuk ikhlas dan membersihkan
dirinya dri tujuan-tujuan yang lain. Ia bertekad untuk mengamalkan ilmunya demi
cinta dari Sang Maha Cinta. Ia tidak menjadikan tujuan dan niatnya untuk
membodohi orang-orang awam, memeras orang kaya, menjilat penguasa, mengejar
kekayaan, mengharapkan pangkat, dan tujuan-tujuan sebatas itu.
Ilmu pengetahuan laksana hamparan laut
yang tak bertepi. Laut yang sangat luas dan dalam. Setiap kali orang
mendalaminya setiap kali itu pula terbuka pintu-pintu baru.
Istilah belajar tidak mengenal kata
berhenti. Ilmu tak hanya didapat dari bangku sekolah dan kuliah saja. Akan
tetapi di manapun kita berada kita dapat mengambil pelajaran dri setiap
kejadian dan peristiwa yang baik pada diri kita maupun sekitar kita.
Sebagaimana penciptakan manusia yang
mempunyai perbedaan satu dengan lainnya belajar juga memiliki gaya yang berbeda
antara manusia satu dengan yang lain. Perbedaan ini sering kali salah dipahami
oleh kita atau orang lain. Ketika ada seorang dengan manis di suasana yang
hening, kadang dianggap memiliki tingkat daya serap yang rendah.
Setiap kita perlu memperhatikan kebiasaan
dan kecenderungan dalam belajar. Kita harus mampu mengubah suasana belajar yang
menjemukan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Oleh karena itu yang terpenting
yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana menyadari bahwa belajar itu asyik.
Kita perlu memahami bahwa setiap individu memiliki gaya yang berbeda dalam
belajar. Kita harus mengenalinya dan membuat suasana yang nyaman untuk kita
belajar sambil beradaptasi dengan lingkungan.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang
bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan
( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih
banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang
berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat
peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang
mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka
gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan
agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di
otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan
visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas,
anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan
informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
²
Bicara agak cepat
²
Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
²
Tidak mudah terganggu oleh keributan
²
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
²
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
²
Pembaca cepat dan tekun
²
Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih
kata-kata
²
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
²
Lebih suka musik dari pada seni
²
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1.
Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2.
Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3.
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4.
Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5.
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2
saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya
melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus
memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya
belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal
dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang
disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara
dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang
minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat
menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
²
Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
²
Penampilan rapi
²
Mudah terganggu oleh keributan
²
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang
dilihat
²
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
²
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
²
Biasanya ia pembicara yang fasih
²
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
²
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
²
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
²
Berbicara dalam irama yang terpola
²
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
auditori :
1.
Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di
dalam keluarga.
2.
Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3.
Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4.
Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5.
Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak,
bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang
mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya
belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
²
Berbicara perlahan
²
Penampilan rapi
²
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
²
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
²
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
²
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
²
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
²
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat
membaca
²
Menyukai permainan yang menyibukkan
²
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di
tempat itu
²
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
kinestetik:
1.
Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2.
Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak
dia baca sambil menggunakan gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep
baru).
3.
Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4.
Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5.
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.