Semasa hidup, almarhum bapak saya sering kali memberi nasehat tentang bagaimana menghormati guru. Jangankan memberi nasehat, bapak juga memberi contoh bagaimana menghormati seorang guru.
Sejak saya masih kecil, bapak sering bercerita tentang kebaikan-kebaikan guru-gurunya. Dan ketika bertemu gurunya, bapak selalu menyapa dan mencium tangan gurunya. Mencium tangan guru bukan dilakukannya saat masih masa sekolah saja, bahkan saat saya sudah SMA pun bapak mencium tangan gurunya.
Bapak hanya lulusan SD, tapi pengetahuannya sangat luar biasa. Bapak ingin saya punya banyak pengetahuan, mungkin karena itu saya diberi nama Niswatul Ma'rifah yang artinya wanita berpengetahuan tinggi. Tapi kata bapak, "Tidak begitu penting kamu cerdas dan pintar, yang penting kamu harus bisa menghormati guru-gurumu."
Dari dulu, bapak ingin sekali melihat saya jadi guru. Tapi bapak tahu, cita-cita saya ingin jadi wirausaha dan penulis. Bapak menerima keputusan saya untuk kuliah di Bali. Di saat saya ujian Tengah Semester 1, bapak saya meninggal. Saya mencoba kuat dan bahkan saya tidak menangis saat itu, banyak tersenyum, karena saya tahu, saya harus menguatkan ibu saya.
Sampai akhirnya saya lulus S1 dan menjadi sarjana komputer, dan mendapat amanah untuk mengajar. Saya bukan lulusan jurusan keguruan, untuk itulah saya sangat perlu banyak belajar.
Cita-cita saya sebagai wirausaha dan penulis pun terwujud sedikit demi sedikit.
Saya juga masih belajar bagaimana menjadi guru yang baik, menjadi teman, sahabat, dan orang tua siswa-siswa saya dan berusaha memiliki kriteria guru yang berkualitas. Banyak nasehat dan motivasi dari almarhum bapak, guru-guru, dan dosen-dosen saya yang saya sampaikan juga ke mereka.
Dan hari ini, saya harus katakan bahwa saya sangat bahagia dan bangga karena memiliki mereka, yaitu orang tua, guru-guru, dosen-dosen, teman-teman dan siswa-siswi yang sangat luar biasa. Terima kasih atas segalanya.
------------
www.nis-wa.com
Instagram & Twitter : @md_niswa