Kita sering mendengar teguran mengenai bijak dalam 'menulis'/'post' dan 'membagi'/'share' di media sosial dan bahkan hal tersebut ada undang-undangnya. Mungkin saja kita sudah bijak dalam post dan share di media sosial, tapi apakah kita bijak juga dalam menyikapi apa yang dipost dan apa yang dishare orang lain?
Media sosial adalah media tempat bersosial. Sosial adalah dimana masyarakat bisa berkomunikasi dan berinteraksi. Dan dalam berkomunikasi dan berinteraksi tentunya ada kesalahpahaman, itu wajar. Bahkan jangankan di media sosial dalam lingkup luas, komunikasi antar orang tua, suami istri, dan saudara pun banyak terjadi kesalahpahaman. Apakah Anda sering mendengar, "Namanya juga media sosial, yang disindir siapa, yang sakit hati siapa. Yang dipuji siapa, yang GR siapa." Saya sering kali tahu kalimat itu, biasanya dipasang di display picture BBM anak-anak muda. :-) Ya memang begitulah media sosial.
Nah, pernah tidak kita GR terhadap status orang lain? Atau malah sakit hati terhadap status orang lain? Sebenarnya itu semua tergantung dari kita sendiri.
Biasanya yang GR itu karena banyak berharap dengan orang yang menulis status. Biasanya yang sering mengalami ini adalah anak muda yang galau yang habis diputus dan masih berharap sama mantannya dan sering-sering 'kepo'in akun mantan. :-D
Lalu bagaimana jika sebaliknya, kita tersinggung dan sakit hati terhadap status orang lain? Nah, bagi yang sakit hati dan tersinggung terhadap status orang lain, adalah orang yang sering berpikir tentang omongan orang lain. Padahal belum tentu kata-kata itu buat kita. Sebaiknya, jalani saja kehidupan kita. Tetap jadi diri sendiri. Berbuatlah sebaik mungkin. Buat apa kita mikir omongan orang lain, apalagi kalau omongan itu belum tentu untuk kita. Kan rugi sendiri.
Ok, Jadi mari mulai bijak menyikapi apa yang dipost dan dishare orang lain di media sosial.
16 Oktober 2015
www.nis-wa.com
Instagram & Twitter : @md_niswa