Tuhan, 'Waras'ku Hilang.!!
'Waras'ku sudah hilang entah ke mana. Oh, sebaiknya aku menyebutnya dengan ke'waras'an agar lebih elegant terdengar.
Kewarasanku hilang. Harapanku juga sudah hilang seiring dengan kewarasan itu pergi. Aku hanya menjalani apa yang ada. Dan selalu berdoa pada-Mu agar Kau selalu memberiku kesibukan yang begitu tinggi agar aku tidak sadar kalau kewarasanku hilang.
Ada yang bilang, aku ini orang yang bingung. Bingung dengan segala. Saat nangis bingung, ketawapun bingung.
Jauh-jauh hari aku sudah sadar kalau kewarasanku hilang dari dulu. Tapi selalu ada saja keadaan yang membuatku seperti orang normal.
Aku pernah berterima kasih atas sudah ditemaninya aku di dalam dunia gilaku yang naik turun ini. Dunia gila yang tak pernah berhenti menertawakanku. Dunia gila yang selalu membuatku bernyanyi sendirian, tertawa sendirian, menangis sendirian, dan berusaha bangkitpun sendirian. Tidak mudah memang. Tapi katanya "apapun itu ada prosesnya. Seperti laki-laki yang menghamili seorang wanita. Tetap selalu ada waktu 9 bulan untuk mendapatkan anak."
Aku percaya suatu saat aku akan normal kembali. Kewarasan yang hilang akan terganti dengan kenormalan dan kebahagiaan baru. Seperti datangnya musim semi setelah musin dingin, seperti pelangi yang datang setelah hujan, seperti kecerahan yang datang setelah badai, dan seperti pagi setelah malam.
Niswa Djupri
Denpasar - Bali, 14 November 2015
Pagi hari, 05.58 wita.