New
Niswa Djupri
(Niswatul Ma'rifah, S.Kom., CHt)
Halo, Para Orang Tua Hebat!
Saat anak-anak masih kecil, mereka sering bercerita kepada kita dengan begitu mudahnya. Namun, mengapa ketika mereka beranjak remaja, terasa sulit bagi mereka untuk membuka hati dan berbagi cerita dengan kita?
Kenapa Kedekatan Meredup Seiring Pertumbuhan?
Beranjak dewasa, kedekatan kita dengan anak yang sudah remaja mulai meredup. Dulu, cerita-cerita manis sering dijejalkan ke dalam pelukan kita, tapi sekarang, entah mengapa, rasanya kurang nyaman. Remaja, yang merupakan kelompok usia 10-18 tahun, sering kali mengalami masa-masa sulit dalam berbagi cerita dengan orang tua mereka.
Alasan di Balik Kesulitan Remaja untuk Curhat
Bukan tanpa alasan bila anak remaja jarang atau bahkan tidak pernah berbagi cerita dengan orang tua mereka. Hal ini umumnya disebabkan oleh adanya masalah dalam hubungan atau pola asuh. Menurut penelitian, sikap yang terlalu otoriter atau permisif dari kita sebagai orang tua bisa membuat mereka tidak nyaman untuk berbagi cerita.
Dampak Pola Asuh yang Otoriter dan Permisif
Otoriter yang menyalahkan dan memaksakan kehendak, atau permisif yang membuat mereka merasa tidak dihargai dan tidak ada yang peduli. Keduanya bisa menjadi alasan mengapa remaja enggan membuka hati. Ketika kita terlalu keras atau terlalu membiarkan, mereka merasa tidak didengar dan tidak dihargai, yang pada akhirnya membuat mereka menjauh.
Kurangnya Kebiasaan Saling Bercerita
Orang tua yang tidak membiasakan diri untuk saling bercerita juga bisa membuat remaja menjadi tertutup. Ketika kita cerita kejadian sehari-hari, mereka merasa dihargai dan nyaman untuk bercerita juga. Membiasakan diri untuk berbagi cerita dengan anak-anak kita bisa membuka pintu komunikasi yang lebih baik.
Pengaruh Teman Sebaya
Remaja cenderung lebih dekat dengan teman-teman sebayanya. Mereka merasa lebih percaya dan akrab dengan teman-teman mereka, sehingga lebih banyak bercerita kepada mereka. Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak bisa membangun kembali kedekatan dengan anak-anak kita.
Membuka Pintu Hati dan Telinga Lebar-lebar
Sebagai orang tua, mari kita buka pintu hati dan telinga lebar-lebar. Mari kita bangun hubungan yang kokoh dan saling mengerti. Dengan menjadi pendengar yang baik, kita dapat menunjukkan bahwa kita peduli dan siap mendukung mereka di setiap langkah perjalanan ini.
Tips untuk Membangun Kembali Kedekatan dengan Remaja
1. Berikan Ruang dan Waktu: Hargai privasi mereka dan berikan mereka ruang untuk menjadi diri sendiri. Namun, tetap hadir saat mereka membutuhkan kita. 2. Jadilah Pendengar yang Baik: Dengarkan tanpa menghakimi atau menyela. Biarkan mereka berbicara hingga selesai sebelum memberikan tanggapan. 3. Bagikan Pengalaman Anda: Ceritakan pengalaman pribadi Anda yang relevan dengan situasi mereka. Ini bisa membantu mereka merasa lebih dekat dan dimengerti.
4. Ajak Diskusi, Bukan Menghakimi: Ketika mereka melakukan kesalahan, ajak mereka berdiskusi tentang apa yang bisa dipelajari dari situasi tersebut, daripada langsung memberikan hukuman atau ceramah.
5. Habiskan Waktu Bersama: Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai. Ini bisa membantu mempererat hubungan dan membuka jalur komunikasi.
Kesimpulan: Bangun Hubungan yang Kokoh dengan Remaja Anda
Dengan memahami alasan di balik kesulitan remaja untuk berbagi cerita, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan dan komunikasi dengan mereka. Ingatlah, setiap usaha kecil kita dalam mendekati mereka dengan kasih sayang dan pengertian akan memberikan dampak besar dalam jangka panjang.
Ikuti Saya di Instagram!
Ikuti @md.niswa untuk mendapatkan tips-tips parenting yang inspiratif! Klik tautan di bio saya untuk bacaan parenting lainnya. Mari kita bersama-sama, belajar dan tumbuh dalam perjalanan menjadi orang tua yang lebih baik. 💕
#TipsParenting #remajahebat #orangtuahebat